Senin, 23 Mei 2016

Gereja Blenduk, ikon Kota Lama Semarang


Gereja Blenduk, ikon Kota Lama Semarang merupakan gereja yang dibangun pada 1753 ini merupakan salah satu ikon di kota lama Semarang. Berbeda dari bangunan lain di Kota Lama yang pada umumnya memagari jalan dan tidak menonjolkan bentuk, gedung yang bergaya Neo-Klasik ini justru tampil kontras. Bentuknya lebih menonjol . Lokasi bangunan ini berada di Jalan Letjend Suprapto No 32 Kota Lama Semarang dan bernama Gereja GPIB Immanuel. Bangunan gereja yang sekarang merupakan bangunan setangkup dengan paskade tunggal yang secara vertikal terbagi atas tiga bagian. Jumlah lantainya adalah dua buah. Bangunan ini menghadap ke Selatan. Gereja ini masih dipergunakan untuk peribadatan setiap hari Minggu.. Bangunan kuno ini juga sering menjadi salah satu tempat untuk foto foto Pre Wedding.  Lantai bangunan hampir sama tinggi dengan jalan di depannya. Pondasi yang digunakan terbuat dari batu dan sistem strukturnya dari bata. Dinding terbuat dari bata setebal satu batu. Atap bangunan berbentuk kubah ‘ blenduk ‘ dengan penutupnya lapisan logam yang dibentuk oleh usuk kayu jati. Di bawah pengakiran kubah terdapat lubang cahaya yang menyinari ruang dalam yang luas. Di sekitar gereja ini juga terdapat sejumlah bangunan lain dari masa kolonial Belanda seperti Gedung Marba
Pada sisi bangunan, Timur, Selatan dan Barat terdapat portico bergaya Dorik Romawi yang beratap pelana.Gereja ini memiliki dua buah Menara di kiri kanan Yang denahnya dasar berbentuk bujur sangkat tetapi pada lapisan paling atas berbentuk bundar. Menara ini beratap kubah kecil. Cornice yang ada di sekililing bangunan berbentuk garis - garis mendatar.
Pintu masuk merupakan pintu ganda dari panel kayu. Ambang atas pintu berbentuk lengkung. Demikian pula halnya dengan ambang atas jendela, yang berbentuk busur. Tipe jendela ada dua kelompok. Pertama, jendela ganda berdaun krepyak, sedangkan yang kedua merupakan jendela kaca warna - warni berbingkai. Bangunan yang terkait di sekitar Gereja Blenduk adalah Gedung Jiwasraya dan Sate dan Gule kambing 29 yang terletak di sebelah Selatan, kantor Kerta Niaga di sebelah Barat, ruang terbuka Parade Plein di sebelah Timurnya.
Gereja Blenduk sudah berganti rupa beberapa kali. Mula-mula Gereja dibangun pada tahun 1753, berbentuk rumah panggung Jawa, dengan atap yang sesuai dengan arsitektur Jawa. Hal ini dapat dilihat pada peta kota Semarang tahun 1756 yang menunjukkan konfigurasi massa yang berbeda dari sekarang. Pada tahun 1787 rumah panggung ini dirombak total.
Tujuh tahun berikutnya diadakan kembali perubahan. Pada tahun 1894, gedung ini dibangun kembali oleh H.P.A. de Wilde dan W.Westmas dengan bentuk seperti sekarang ini. Yaitu dengan dua menara dan atap kubah. Keterangan mengenai Wilde dan Wetmas tertulis pada kolom di belakang mimbar.
orang Belanda dulu menyebutnya sebagai Koepelerk yang dalam bahasa Indonesia berarti Berkubah. sedangkan untuk nama ' Blenduk ' diucapkan oleh warga pribumi karena atap gereja ini yang menggelembung.

Ibadah Hari Minggu Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat GPIB Jemaat Immanuel Semarang. Jl Letjen Suprapto No 32 Nomor telepon 024 3554271
Pukul 06.00WIB Ibadah I.
Pukul 09.00WIB Ibadah II, Ibadah pelayanan anak (Pastori), Ibadah persekutuan Teruna (Pastori).
Pukul 17.00WIB Ibadah Pemuda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar