Kamis, 16 Juni 2016

BATIK , BUDAYA JAWA NAN ARTISTIK



BATIK , BUDAYA JAWA NAN ARTISTIK  Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa yaitu “amba” berarti Garis dan ”tik” yang berarti Titik / mathik (kata kerja: membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik. Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa tidak ditulis kata ”Batik” akan tetapi seharusnya ”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta”. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu prosesi dari menggambar motif hingga pelorodan (teknik melepas malam dari selembar kain)..
Motif dasar berupa garis dan titik ini dapat kita lihat pada batik motif KAWUNG / Kolang kaling. Motif kawung menyerupai buah kolang-kaling yang dipotomg melintang membelah sehingga kelihatan empat penampang. Motif kawung ini sangat menarik untuk pengantin putri.  Motif batik kian berkembang seiring kreatifitas para pembatik , awalnya motif Kawung lantas muncul motif Tumpal, Liris/ loreng, Udan liris, Truntum, Parang kusuma bahkan muncul motif – motif modern yang cenderung gabungan antara batik dan gambar.  Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara mengambar motif pada kain  melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada ‘sendok’ cekung yang bernama canting.

Perkembangan batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit, berdasarkan sejarah perkembangannya Mojokerto merupakan pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang tercatat dalam sejarah perbatikan. Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada masa raja Panembahan Senopati. Plered Yogya merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan, keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat biasa. Batik kian meluas ke daerah pesisir dengan warna yang cenderung terang, terlihat dari daerah Cirebon, Pekalongan, Tuban.

            Bagi yang tertarik lebih rinci terhadap batik dapat melihat ke Museum Batik Pekalongan dengan alamat di jalan Jetayu no. 1 Pekalongan dengan website www.museumbatik.org dan email ke info@museumbatik.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar