TRADISI PARSELLEBARAN, HANTARAN BERBUKA Tradisi
lebaran adalah tradisi silaturahmi yakni mempererat tali kekeluargaan, “saling
menyapa” antar anggota keluarga, kerabat dan teman. Prosesi menyapa keluarga
dan teman diawali pada saat bulan Puasa dengan mengirimkan “hidangan berbuka
puasa”. Hidangan tersebut antara lain berupa
lontong, opor ayam, sambal goreng dan kerupuk. Saat di jalanan pulau Jawa terlihat seseorang
membawa rantang dapat dipastikan isinya Hantaran Berbuka berupa lontong dan
opor tersebut. Awalnya rantang masih berupa logam bermotif yang pada periode
1990-an mulai dijumpai rantang dari plastik.
Hantaran
Berbuka awalnya berupa lontong dan opor makin lama berkembang seiring
perkembangan jaman. Makanan siap saji lontong berubah menjadi Kue kering,
bergeser lagi tepatnya muncul variasi berupa parsel snak - minuman, sarung,
peralatan masak, barang elektronik hingga cangkir kristal. Berbagai
makanan ringan dan minuman menjadi andalan dalam isian parcel. Semuanya dikemas menjadi bingkisan
cantik siap dikirim dengan disisipkan kartu
ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Bahkan sekarang banyak usaha baik perseorangan
maupun badan usaha menawarkan parsel Lebaran tersebut dengan harga mulai Rp
50.000,- hingga yang bernilai jutaan rupiah.
Pada saat Indonesia semenjak dibentuk kementrian Penertiban Aparatur Negara
dan dibentuknya Komisi pemberantassan Korupsi dan banyak tindakan
korupsi dalam kalangan pemerintahan, program memberikan parsel baik dalam perayaan hari raya Idul Fitri
maupun perayaan Natal dilarang keras karena dikhawatirkan dalam parsel tersebut mengandung unsur gratifikasi/ korupsi.
Namun hal itu tidak berlaku untuk kalangan
personal dimana peranan parsel sangat
diperlukan untuk memberikan kesan menambahkan kebahagiaan dalam perayaan hari raya keagamaan kepada sanak saudara, teman, sahabat atau kolega bisnis. Tradisi ini akan terus berjalan apalagi tradisi
kirim – kiriman parsel menjadi sebuah kebudayaan perayaan yang menjadi istimewa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar