PADUSAN MENJELANG BERPUASA Sebelum bulan Ramadhan masyarakat Jawa, khususnya di Jawa
Tengah, memiliki beragam tradisi mulai dari Ruwahan, Nyadran dan
Padusan. Nama Padusan diartikan mandi dengan maksud
membersihkan diri agar dapat menjalani peribadahan di bulan suci Ramadhan dalam
kondisi suci jiwa, raga dan pikiran bersih. Masyarakat akan berbondong - bondong menuju umbul atau sumber mata air untuk mandi. Masyarakat
akan berbondong - bondong menuju umbul atau sumber mata air untuk mensucikan diri
dengan cara mandi keramas. Tradisi
padusan telah lama digelar sejak zaman Wali Songo.
Tradisi tersebut
biasanya dilakukan satu sampai tiga hari menjelang Bulan Puasa. Dewasa ini tradisi Padusan berubah drastis,
bahkan seminggu sebelum
Ramadhan lokasi obyek wisata sudah penuh dengan pengunjung. Hal ini karena
Pemda setempat sudah mengagendakan tradisi ini sebagai acara rutin setiap tahun. Bahkan untuk
menambah semakin meriahnya acara padusan, berbagai acara pun digelar antara lain pasar rakyat dan pentas dangdut.
Tentu saja hal semacam ini akan mengundang masyarakat dari daerah sekitarnya ikut meramaikan tradisi unik ini. Kegiatan ini dihadiri beribu - ribu pengunjung guna mensucikan diri
sebelum menjalankan ibadah puasa.
Di Boyolali tradisi padusan digelar di obyek wisata Umbul Pengging dan Umbul Tlatar sedangkan di Klaten diadakan di obyek wisata Pemandian Jolotundo, Sumber Air Ingas, Ponggok, Lumban Tirto dan Tirto Mulyono. Di Magelang, diadakan di Padusan Bajong Banyu, Mertoyudan. Tradisi padusan diawali dengan acara kirab budaya. Kirab dilakukan dengan berjalan kaki dari halaman Masjid terdekat menuju lokasi Umbul tersebut. Kirab diramaikan penampilan tari gambyong dan tari - tarian tradisonal rakyat. Tradisi ini kemudian dilanjutkan dengan acara bersih makam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar