Selasa, 28 Juni 2016

MADURA NUANSA ISLAMI, SEBERANG PULAU JAWA




MADURA NUANSA ISLAMI, SEBERANG PULAU JAWA  Masyarakat Madura terkenal religius, nuansa islami terasa begitu kental. Pada saat suara azan berkumandang lantas para lelaki, anak – anak pesantren segera memakai sarung dan kopiah bergegas menuju masjid dan langgar. Pesantren di pulau Madura jumlahnya mencapai ribuan, bahkan di kabupaten Sampang setiap melangkah 5 meter terpancang papan besi warna hijau. Pada papan tersebut ditulis Hasmaul Husna ( nama – nama agung yang sesuai dengan sifat Allah SWT ) dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia.
            Di Kabupaten Sumenep didapati perkebunan tembakau dan budidaya rumput laut menghidupkan rantai perekonomian masyarakat., bahkan sudah ada investasi di bidang gas alam dan minyak bumi. Ada yang menarik pada desa Legung Timur, Legung Barat & Dapenda kecamatan Batang – batang, kabupaten Sumenep secara turun menurun terbiasa tidur di pasir pantai. Pasir pantai dibersihkan lantas disaring. Tidur ‘terapi pasir’ ini membawa hasil positif berupa tubuh hangat, sirkulasi darah lancar dan sakit rematik berangsur sembuh.
            Jagung Madura memiliki kelebihan berupa kadar air yang rendah, tahan lama dan tidak mudah rusak. Nasi Jagung ( Nasek empog ) merupakan menu utama warga Madura , berupa nasi jagung dicampur nasi biasa dengan lauknya yakni sayur urap segar atau pun sayur lodeh. Selain itu jagung sudah diolah menjadi dodol, empek – empek, kue kering, jenang. Kerupuk Caping ( Kropuk tanggug ) ukuran 50 x 100 cm dengan rasa bawang putih dimakan bersama sambal petis. Sedang di sepanjang pantai terlihat hamparan pohon Kelapa dan pohon Siwalan, sedang yang khas yakni pohon Cemara Udang yang sengaja dibudidayakan oleh pemda setempat.

Yang paling terkenal dari pulau Madura yakni KerapanSapi selain sebagai tradisi juga sebagai pesta rakyat yang dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen padi atau tembakau. Kerapan sebagai pesta rakyat di Madura mempunyai peran di berbagai bidang. Misal di bidang ekonomi (kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan), peran magis religius (misal adanya perhitungan-perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan adanya mantra-mantra tertentu), bidang seni rupa (ada pada peralatan yang mempunyai hiasan tertentu), bidang seni tari dan seni musik saronen (selalu berubah dan berkembang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar