KETETANGGAN BROMO & SEMERU Berbicara gunung Bromo biasanya masyarakat langsung
mengaitkan dengan suku Tengger. Jarang yang ingat bahwa Bromo memiliki kesatuan
dengan gunung Semeru sebagaimana nama ‘Taman Nasional Bromo Tengger Semeru’
yang terletak di empat kabupaten yakni Pasuruan, Probolinggo, Lumajang &
Malang “Paproluma”. Puncak gunung Bromo cukup didaki dengan 300 anak tangga,
dan sebelum itu dapat dicapai dengan naik kuda/ jeep yang diijinkan merayap di
lautan pasir pegunungan Tengger.
Rumah
dan pondok penginapan di kecamatan Sukapura, Probolinggo menyambut hangat
setiap wisatawan yang mengunjungi Kawasan Bromo – Tengger – Semeru.
Persahabatan yang hangat dari segenap warga Tengger mampu menghangatkan udara
dingin nan sejuk he..he..he.. warga umumnya mematok tarif menginap sebesar rp
50.000,-/ malam per orang. Untuk tarif
makannya disesuaikan dengan menu yang dipilih: mi instan, kentang rebus plus
tumis sawi; semuanya disajikan panas bersama kopi kental. Warga Probolingggo
khususnya suku Tengger percaya akab Hukum Karma sehingga tindak pidana relatif
rendah. Orang tua menirukan ‘titi luhur’ ( petuah ) Tengger yang selalu
diingatkan oleh orang tua dan sesepuh Tengger.
Wisata
Bromo salah satunya melihat matahari terbit, keelokkan detik – detik mentari
membelah gelapnya malam sangat mempesona disaksikan dari penanjakan 1 dan
Penanjakan 2. Penanjakan 1 berada di kabupaten Pasuruan sedangkan Penanjakan
2 berada di kabupaten Probolinggo.
Setelah menikmati matahari terbit, dilanjutkan dengan menikmati padang rumput,
lautan pasir yang disebut ‘Segara Wedhi’
serta melihat kawah gunung Bromo. Sensasi lautan pasir ini dapat dinikmati
denngan naik kuda mmaupun menyewa jip. Tarif naik kuda yakni rp 100.000,-
sedangkan tarif sewa jip sebesar rp 600.000,- memang sepadan dengan keindahan
lautan pasir yang sudah sering dijadikan lokasi syuting film layar perak.
Segara Wedhi sebutan lautan pasir oleh suku Tengger, merupakan simbol jalan
lintasan bagi arwah manusia sebelum naik ke ‘kahyangan’ ( surga ).
Pengelola
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menyadari kunjungan wisatawan ke Bromo
rata-rata hanya sehari semalam artinya 24 jam. Pengelola terus merancang upaya
memperpanjang waktu kunjungan wisata antara membuat Bukit Cinta dan anjungan
kaca di dusun Jemplang, Penanjakan 1 ; merawat rumput di Bukit Teletubbies;
membuat Desa Sayur, mempromosikan Desa Bunga serta mengenalkan rumah dan budaya
Tengger. Banyak peningkatan ekonomi telah dinikmati warga Desa, Bukit Cinta ,
Bukit Cintangadas, Desa Ranupani, Desa Ngadisari dan Desa Wonokitri. Sektor
pariwisata ini menawarkan pekerjaan sebagai pemandu wisata, porter, bekerja di
biro wisata, membuka rumah makan/ toko, bekerja di di hotel/ homestay,
menyewakan ojek/ kuda/ jip, menyewakan jaket/ sweeter/ kemah & alat
mendaki. Namun aktifitas ekonomi tersebut akan terganggu saat aktifitas
vulkanik Bromo meningkat, berupa uap belerang dan pasir vulkanik menyembur dari
kawah Bromo.
‘hong ulun basuki langgeng’ salam khas Tengger,
semoga Tuhan memberikan keselamatan dan kemakmuran yang kekal kepada kita.
Pesona wisata Indonesia, majulah wisata Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar