Minggu, 29 Mei 2016

RUMAH TAPAK DI JAWA, PARAMOUNT-LAND SIMONGAN



RUMAH TAPAK DI JAWA, PARAMOUNT-LAND SIMONGAN  Simongan merupakan dataran tinggi di Semarang Barat dan lokasi daerah ini tidak jauh dari DAS ‘ daerah aliran sungai ‘ Kaligarang. Lokasi yang strategis kawasan perumahan dengan pandangan view pegunungan Semarang Selatan yang tetap hijau. Semarang dipilih oleh Paramount Land sebagai lokasi pembangunan properti rumah tapak dengan pertimbangan utama kota Semarang sudah menjadi Pusat Pertumbuhan bagi daerah dan kota di sekitarnya. Kunjungan bisnis dan wisata ke Kota Atlas ini memiliki kecenderungan sama banyaknya, artinya potensi pembeli properti pasti meningkat. Perlu diketahui sebutan Kota Atlas merupakan pilihan warga mengingat lokasi geografis kota ini meiliki pantai dan pegunungan serta meiliki sawah dan hutan. Ke Barat jalan raya arah Jakarta sedang ke Timur jalan raya ke Surabaya, di sinilah garis Pantura ‘ pantai Utara Jawa ‘.
            Paramount Land perusahaan besar di bidang properti & GAYA HIDUP, pengembang kota satelit, kawasan bisnis terintegrasi, properti dan peergudangan. Paramount Land awalnya mebuat kota satelit Gading Serpong, kawasan hijau rindang dan memiliki sebuah danau alami. Lokasi strategis yang memiliki koneksi langsung dengan jalan tol Jakarta-Merak serta sangat dekat dengan Bandara  Soekarno-Hatta International . Benar – benar lokasi strategis dan telah terhubung dengan kota satelit modern lainnya. Luas area kawasan perumahan seluas 1.200 ha telah dihuni 53.000 warga, lihatlah Paramount-Land.com  menampilkan telah disediakan infrastuktur modern berupa rumah sakit, area bisnis, resto & cafe, gedung pendidikan, rumah ibadah, arena olah raga dan rekreasi.
            Lokasi – lokasi dan lokasi inilah yang harus diperhatikan oleh pembeli properti, khususnya bagi yang berinvestasi jangka panjang. Istilah keren saat ini ‘ lokasi menentukan posisi ‘ jelasnya membeli Parmount-land Simongan mendapatkan lokasi bebas banjir, pada musim apapun dan terutama aman terhadap tanah longsor. Hamparan lahan dengan ketinggian 10 mt dpl ‘ dari permukaan laut ‘ telah didesain terinegrasi dari Saluran induk & Saluran rumah tangga sehingga DIJAMIN bebas banjir & tertata rapi serta hijau.
PT. Paramount Enterprise International termasuk 10 besar developer Nasional dengan visi menjadi ‘ to be International Player, menjadi sebuah Pengembang International antara lain merambah ke negara Vietnam, Malaysia, Philipina, Hongkong. Realisasi pembangunan perumahan mulai dari Tangerang, Jakarta, Bogor, Pekanbaru hingga Bali. Paramount Land telah bekerja sama dengnan konsultan tingkat ‘world-class dalam mengembangkan proyek ‘landmark’. Sebagai tambahan Paramount Land menyiapkan lokasi strategis di Semarang , Manado dan Balikpapan segera dibangun sebuah kawasan perumahan modern.

Inilah kemudahan yang ditawarkan Paramount-Land Simongan
3 menit dari Klenteng Sam Po Kong / Patung Laksamana Cheng Ho
5 menit dari Rumah Dinas Walikota Semarang
10 menit dari Bandara Ahmad Yani
10 menit dari Tugu muda

Senin, 23 Mei 2016

Gereja Blenduk, ikon Kota Lama Semarang


Gereja Blenduk, ikon Kota Lama Semarang merupakan gereja yang dibangun pada 1753 ini merupakan salah satu ikon di kota lama Semarang. Berbeda dari bangunan lain di Kota Lama yang pada umumnya memagari jalan dan tidak menonjolkan bentuk, gedung yang bergaya Neo-Klasik ini justru tampil kontras. Bentuknya lebih menonjol . Lokasi bangunan ini berada di Jalan Letjend Suprapto No 32 Kota Lama Semarang dan bernama Gereja GPIB Immanuel. Bangunan gereja yang sekarang merupakan bangunan setangkup dengan paskade tunggal yang secara vertikal terbagi atas tiga bagian. Jumlah lantainya adalah dua buah. Bangunan ini menghadap ke Selatan. Gereja ini masih dipergunakan untuk peribadatan setiap hari Minggu.. Bangunan kuno ini juga sering menjadi salah satu tempat untuk foto foto Pre Wedding.  Lantai bangunan hampir sama tinggi dengan jalan di depannya. Pondasi yang digunakan terbuat dari batu dan sistem strukturnya dari bata. Dinding terbuat dari bata setebal satu batu. Atap bangunan berbentuk kubah ‘ blenduk ‘ dengan penutupnya lapisan logam yang dibentuk oleh usuk kayu jati. Di bawah pengakiran kubah terdapat lubang cahaya yang menyinari ruang dalam yang luas. Di sekitar gereja ini juga terdapat sejumlah bangunan lain dari masa kolonial Belanda seperti Gedung Marba
Pada sisi bangunan, Timur, Selatan dan Barat terdapat portico bergaya Dorik Romawi yang beratap pelana.Gereja ini memiliki dua buah Menara di kiri kanan Yang denahnya dasar berbentuk bujur sangkat tetapi pada lapisan paling atas berbentuk bundar. Menara ini beratap kubah kecil. Cornice yang ada di sekililing bangunan berbentuk garis - garis mendatar.
Pintu masuk merupakan pintu ganda dari panel kayu. Ambang atas pintu berbentuk lengkung. Demikian pula halnya dengan ambang atas jendela, yang berbentuk busur. Tipe jendela ada dua kelompok. Pertama, jendela ganda berdaun krepyak, sedangkan yang kedua merupakan jendela kaca warna - warni berbingkai. Bangunan yang terkait di sekitar Gereja Blenduk adalah Gedung Jiwasraya dan Sate dan Gule kambing 29 yang terletak di sebelah Selatan, kantor Kerta Niaga di sebelah Barat, ruang terbuka Parade Plein di sebelah Timurnya.
Gereja Blenduk sudah berganti rupa beberapa kali. Mula-mula Gereja dibangun pada tahun 1753, berbentuk rumah panggung Jawa, dengan atap yang sesuai dengan arsitektur Jawa. Hal ini dapat dilihat pada peta kota Semarang tahun 1756 yang menunjukkan konfigurasi massa yang berbeda dari sekarang. Pada tahun 1787 rumah panggung ini dirombak total.
Tujuh tahun berikutnya diadakan kembali perubahan. Pada tahun 1894, gedung ini dibangun kembali oleh H.P.A. de Wilde dan W.Westmas dengan bentuk seperti sekarang ini. Yaitu dengan dua menara dan atap kubah. Keterangan mengenai Wilde dan Wetmas tertulis pada kolom di belakang mimbar.
orang Belanda dulu menyebutnya sebagai Koepelerk yang dalam bahasa Indonesia berarti Berkubah. sedangkan untuk nama ' Blenduk ' diucapkan oleh warga pribumi karena atap gereja ini yang menggelembung.

Ibadah Hari Minggu Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat GPIB Jemaat Immanuel Semarang. Jl Letjen Suprapto No 32 Nomor telepon 024 3554271
Pukul 06.00WIB Ibadah I.
Pukul 09.00WIB Ibadah II, Ibadah pelayanan anak (Pastori), Ibadah persekutuan Teruna (Pastori).
Pukul 17.00WIB Ibadah Pemuda.

FESTIVAL BANJIR KANAL BARAT


FESTIVAL BANJIR KANAL BARAT  Dinas Budaya dan Pariwisata serta Dinas Koperasi Kota Semarang  dalam rangka hari jadi kota Semarang ke - 469 pada tanggal 21 Mei 2016 menghibur masyarakat dan para wisatawan lokal di Semarang dengan acara Festival Banjir Kanal Barat di Jalan Bojong Salaman, tepi sungai Banjir Kanal. Acara festival malam hari ini dilaksanakan bersamaan dengan acara Semarang Introducing Market.
Dalam kegiatan yang dipadati puluhan ribu warga tersebut, tepat pada jam 22.00 Walikota Semarang Hendrar Prihadi dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo  menerbangkan Lampion sebagai puncak acara dan diikuti sebanyak 4.690 warga sebagai simbol ulang tahun Kota Semarang ke - 469.
Kegiatan festival tahunan  ini menginjak tahun kelima mampu menyedot perhatian anak balita hingga lansia, dimeriahkan dengan Lomba Perahu Hias dengan diikuti 25 peserta berasal dari Hotel dan Kecamatan se Semarang. Pada hari minggu pagi perahu hias tersebut dapat disewa oleh wisatawan yang berminat, lokasi di tepi sungai yang nyaman untuk memandang ke sungai serta pegunungan Semarang Atas telah dilengkapi dengan ‘ jogging track ‘ serta taman yang menarik. Baik di jalan Bojong Salaman (sisi barat Banjir Kanal) dan jalan Basudewo (sisi timur Banjir Kanal) telah dibuatkan dermaga untuk bersandar perahu hias. Antusias warga setiap minggu pagi dapat dilihat dari parkiran yang selalu padat. Selain lomba perahu hias,  juga ditampilkan Persembahan Tari Nusantara yang meliputi berbagai macam suku etnis Indonesia.

Adapun Semarang Introducing Market 2016 yang mulai digelar 20 Mei 2016 sampai 22 Mei 2016  diisi 100 Stand Pameran Produk Unggulan Kota Semarang berupa kuliner, bandeng presto, wingko, batik, hijab, kerajinan serta industri kreatif lainnya. #SemarangHebat membawa semangat penuh juang bagi segenap warga dan instansi untuk membuat kota Semarang menjadi Hebat & Unggulan.

Sabtu, 21 Mei 2016

TIPS WISATA KE SEMARANG




TIPS WISATA KE SEMARANG   Rekan - rekan yang punya rencana berwisata ke Semarang, berikut ada Tips wisata ke Semarang  diantaranya :
1. Pos Dana
Pisahkan anggaran akomodasi dan tiket transportasi pergi – pulang rumah dari anggaran untuk keperluan makan, membayar tiket masuk ke tempat wisata atau untuk membeli oleh-oleh. Bawa uang seperlunya dalam dompet dan simpan sisanya di rekening bank dan dapat diambil sewaktu-waktu menggunakan ATM ‘ anjungan tunai mandiri ‘. Hal ini juga bermanfaat untuk menimbulkan rasa aman pada diri sendiri karena tak perlu mengkhawatirkan uang yang harus dibawa kemana - mana.
2. Jangan bepergian di musim liburan atau akhir pekan
Musim liburan memang menyenangkan bagi sebagian wisata wan, namun mereka juga harus siap dengan kenyataan bahwa segalanya menjadi lebih mahal, tak terkecuali tiket pesawat maupun kereta api dan penginapan. Selain itu mungkin tidak akan bisa menikmati dengan puas di tengah suasana penuh sesak. Kunjungi Semarang di hari - hari kerja akan lebih hemat karena hotel mematok harga yang lebih murah dibandingkan musim liburan.
3. Cari penginapan dengan harga murah.
Jalan Imam bonjol banyak dijumpai penginapan yang menawarkan harga miring per malamnya. Harga sewa kamar berkisar Rp 120 ribu hingga Rp 200 ribu per hari dan bisa menjadi lebih murah jika kamu menyewanya untuk enam hari berturut - turut. Fasilitas yang disediakan juga memadai yaitu single bed, kipas angin dan kamar mandi dalam. Sebaiknya memeriksa informasi dan reputasi masing - masing penginapan melalui internet agar tak salah pilih.
4. Makan di kedai makan, warung
Untuk urusan makan, kota Semarang termasuk kota dengan biaya hidup rendah artinya banyak warung makan murah. Tanya ke petugas parkir atau satpam lokasi penginapan pasti cepat memberi tahu lokasi makan yang bersih dan murah. Bakso, soto, mie kopyok, mie ayam atau makanan - makanan lokal lainnya tentu cocok di lidah dan harganya pun murah.
5. Membeli suvenir di pasar Johar, Kampung Batik dan Masjid MAJT
Dimana - mana yang namanya pasar pasti menjual barang dengan harga lebih murah dibandingkan dengan toko modern. Jangan tergoda untuk membeli suvenir yang ditawarkan toko cinderamata karena bisa dibeli dengan harga jauh lebih murah di Pasar Johar, Kampung Batik serta Sentra Seni di Masjid MAJT Jateng.

6. Menyewa mobil bila pergi berombongan
Banyak tempat wisata yang letaknya susah dijangkau karena keterbatasan angkutan umum seperti masjid MAJT Jateng dan Waduk Jatibarang / Gua Kreo. Namun hal itu bisa dicarikan solusi dengan cara menyewa mobil, apalagi bila kita pergi berombongan. Banyak jasa penyewaan mobil yang sekaligus menyediakan paket city tour yang bisa kita pilih dengan harga mulai dari Rp 400.000,-/ 12 jam. Jika ada kenalan / teman yang bisa mengendarai mobil dan memiliki SIM A, kita bisa menyewa mobil lepas kunci seharga kurang lebih Rp 300.000,-/ 12 jam. Hal ini tentu jauh lebih hemat dan efisien. Dengan menyewa mobil yang dihitung harian, kita bisa menjelajah pelosok Semarang dengan leluasa.
7. Memanfaatkan Trans Semarang
Fasilitas transportasi umum yang bisa diandalkan ketika berwisata ke Semarang adalah Trans Semarang. Bus - bus Trans Semarang ini dapat mengantarkan kita berwisata ke beberapa ikon Semarang hanya dengan membayar seharga Rp 3.500,- untuk satu kali jalan. Rute Taman Margasatwa Bonbin Semarang di Mangkang – Tugu muda / Lawang sewu – Simpang lima – Terminal Penggaron wajib dicoba pertama kali. Selanjutnya rute Terminal Terboyo – Pasar Johar – Mal Paragon – Tugu muda / Lawang sewu – kawasan Candi – Tanjakan Gombel - Terminal Banyumanik merupakan pilihan kedua.

Mengelompokkan tempat-tempat wisata yang akan kita kunjungi berdasarkan lokasinya merupakan hal penting yang wajib dilakukan. Mengunjungi tempat - tempat wisata yang berdekatan tentu akan menghemat waktu perjalanan sekaligus biaya transportasi. Masjid MAJT Jateng, pasar Johar di timur kota sedagkan Tugu muda / Lawang sewu, Simpang lima dan Mal Paragon berada di pusat kota. Di selatan kota Semarang terdapat tanjakan Gombel dan Vihara Buddhagaya Pudakpayung dengan Pagoda Avalokitesvara yang terkenal dengan nama Vihara Watugong karena terdapat batu besar yang bentuknya mirip Gong, alat musik tradisional Jawa. Di sisi barat terdapat Klenteng Sam Po Kong, Taman Margasatwa Bonbin Semarang di Mangkang dan Waduk Jatibarang / Gua Kreo. Demikian pilihan cerdas dan murah untuk wisata ke Semarang.

Kamis, 19 Mei 2016

STASIUN TAWANG, KEBONHARJO - SEMARANG



STASIUN TAWANG, KEBONHARJO - SEMARANG . Stasiun Semarang Tawang merupakan stasiun induk di Kota Semarang yang melayani kereta api eksekutif dan bisnis jalur pantura ‘  pantai utara jawa  ‘. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api besar tertua di Indonesia. Sejak pertama kali dibangun, Tidak banyak perubahan yang dilakukan pada stasiun ini terutama pada bagian Ruang Muka dan sampai sekarang masih terawat dengan baik.
Polder irigasi di depan Stasiun Tawang ( dahulu merupakan lapangan rumput ) juga mempunyai nilai historis yang tinggi yaitu sebagai ruang terbuka dari kota lama yang difungsikan sebagai tempat  olah raga, wisata, lomba dan sebaginya.
Stasiun Tawang di kampung Kebonharjo kelurahan Tanjungmas – Semarang Utara merupakan pengganti Stasiun Tambak Sari milik N.I.S yang pertama. Adapun pembangunan stasiun pertama tersebut ditandai dengan upacara pencangkulan tanah oleh Gubernur Jenderal Mr. Baron Sloet van de Beele, bersamaan dengan pembentukan sistem  kereta api milik N.I.S pada tanggal 16 Juni 1864. N.I.S melayani jalur Semarang – Yogya – Solo. Setelah mengalami proses pembangunan yang tersendat - sendat akhirnya jalur pelayanan kereta api ini selesai pada 10 Pebruari 1870. Berkembangnya kegiatan perdagangan menyebabkan stasiun Tambak Sari tidak memenuhi syarat lagi. Maka direncanakanlah stasiun yang baru dengan arsitek J.P de Bordes. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, stasiun ini diambil alih oleh Pemerintah dan pengelolaan kereta api diserahkan pada Perusahaan Jawatan Kereta Api ( PJKA).


Stasiun Tawang merupakan tetengger yang penting bagi kawasan Kota Lama. Pada masa lalu terdapat sumbu visual yang menghubungkan stasiun ini dengan Gereja Blenduk , sehingga peran stasiun ini dalam pembentukan citra kawasan sangat penting dan mampu menambah Nilai Kawasan. Integritas langgam arsitektur Indische sangat kuat dan banyak terpengaruh unsur lokal. Integritas kekriyaan ditampilkan dalam detil bermotif dan berwarna. Integritas tata ruang masih tetap seperti semula. Sedangkan integritas tipe bangunan merupakan ruang kantor. Integritas kesinambungan fungsi yaitu sebagai bangunan pengangkutan masih terjaga dengan baik. Kaitan bangunan dengan sejarah yaitu pembangunannya ditujukan untuk menggantikan stasiun Tambak Sari di Pengapon, dengan perancang adalah JP Bordes. Selain itu kaitan bangunan dengan sejarah perangkutan milik NIS tidak kecil. Arsitekturnya unik, dengan ciri arsitektur Indische yang bahan untuk elemen dinding yang bermotif Batu Bata dan berwarna Merah Maron menjadikan bangunan ini sangat estetis. Dilihat dari segi lansekap kota, Stasiun Tawang menambahkan kualitas dan potensi dari ruang terbuka di kawasan tersebut.


Stasiun Tawang Semarang SMT
Alamat: Jl. Taman Tawang No 1 Semarang
Nomor Telepon: 024 3544544, 3511072, 3582859
Contact Center KA melalui nomor panggilan 121(Telepon rumah) dan 021 121 (telepon genggam), Layanan (24 jam) : Reservasi – Informasi – Keluhan – Saran.
Info jadwal dan Reservasi: 
http://tiket.kereta-api.co.id

Selasa, 17 Mei 2016

MASJID MENARA, DI KAMPUNG MELAYU - JALAN LAYUR SEMARANG


MASJID MENARA, DI KAMPUNG MELAYU - JALAN LAYUR SEMARANG

Masjid Menara Kampung Melayu disebut pula Masjid Layur merupakan salah satu bangunan kuno berupa masjid tua di kota Semara. Lokasi Masjid Layur  ini mudah dijangkau, dari Pasar Johar  ke arah Kota Lama melalui Kantor Pos Besar jalan Pemuda  , sebelum Jembatan Berok ke arah utara ( belok kiri ). Dinamakan Kampung Melayu karena sudah merupakan tempat hunian pada tahun 1743 yang sebagian besar orang yang mendiami kawasan tersebut adalah orang melayu. Pada masa tersebut di kampung ini terdapat tempat untuk mendarat kapal dan perahu yang membawa barang dagangan. Lokasinya yang sangat strategis mengundang orang untuk berdiam disitu pula. Dicatat bahwa orang-orang dari Arab kemudian menempati kampung tersebut. Pada masa itulah kiranya masjid yang telah ada dikembangkan lagi dan memperoleh pengaruh yang dapat dilihat sekarang.
Bangunan masjid  sendiri tidak bergaya Arab, tetapi memiliki lebih banyak unsur lokal. Lantai bangunan tersebut dinaikkan dan hanya dapat dicapai dengan tangga yang terdapat pada sisi muka. Dinding masjid tersebut sangat unik. Berbagai sudutnya dihiasi ornamen bermotif geometrik, berwarna-warni. Walaupun sudah dimakan usia namun masjid ini masih kokoh dan masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah. Sampai sekarang masjid ini masih terus dirawat oleh yayasan masjid setempat sebagai upaya pelestarian sejarah dan sebagai masjid tua kebanggaan Kota Semarang  . Secara menyeluruh Masjid Layur masih asli seperti pertama kali dibuat, hanya ada sedikit perbaikan seperti penggantian genteng dan penambahan ruang untuk pengelola pada sisi kanan kompleks masjid.
GPS Waypoint: 6°57’57.53″S (Latitude) 110°25’19.78”E (Longitude) google map refference (-6.96598,110.422162)

Di kawasan yang menjadi jejak perdagangan Semarang masa kolonial itu berdiri megah sebuah masjid berarsitektur unik.  Bagian kanan dan kiri masjid terdapat bangunan-bangunan tua dengan ukuran besar dan memiliki tembok tinggi. 100 meter sebelumnya, di sebelah Selatan lokasi yang sama, berdiri Klenteng Kampung Melayu
D
i Jalan Layur, Dadapsari, Semarang Utara, sama seperti permukiman pesisir pantai lainnya berhawa panas dan sesekali rob menjadi semacam 'tamu rutin' di kawasan Jalan Layur, Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara, Semarang, Jawa Tengah. Tak hanya itu, kondisi tanah yang labil menambah dinamika permukiman menjadi semakin unik. Maka, tak heran jika hampir sebagian besar bangunan di sana tampak seperti 'termakan tanah', ambles sedikit demi sedikit hampir tiap tahunnya.
Masjid Menara terlihat lebih tinggi dari bangunan sekitarnya. Sebelah timur masjid mengalir air Kali Semarang. Aliran sungai yang pada masanya sempat menjadi jalur transportasi perdagangan penting di Semarang. Tak salah jika masjid itu disebut Masjid Menara. Sebab, masjid itu memang memiliki sebuah menara yang tinggi menjulang berwarna putih. Di atasnya terpasang corong pengeras suara, penyeru saat azan dikumandangkan.
Ali Mahsun, muazin setempat, dan warga Dadapsari berharap Pemkot Semarang memberi perhatian terhadap perawatan bangunan tua termasuk Masjid Menara.
Masjid sekarang sudah berubah bentuk dari aslinya. Pada awalnya, masjid ini mempunyai dua lantai. Lantai pertama difungsikan sebagai gudang dan lantai berikutnya untuk tempat menjalankan ibadah salat jamaah laki-laki. Sedangkan untuk jamaah perempuan, mempunyai tempat tersendiri yang masih satu kompleks dengan bangunan masjid.
Penulis buku Kota Semarang Selintas Pandang: 100 Foto Kota Semarang Lama dan Baru (1993), Kota Semarang Dalam Kenangan (2002), Semarang City: A Glance In To The Past (2007), Jongkie Tio, berujar bahwa sekitar abad 18, kawasan tersebut adalah wilayah pelabuhan
dan Kali Semarang saat itu digunakan sebagai jalur transportasi penting komoditas dagang.

Kawasan itu juga familiar disebut Kampung Ndarat. Sebab, pelabuhan tersebut sering digunakan untuk mendaratkan kapal - kapal orang Melayu. Tak heran jika kawasan ini pun akhirnya dikenal dengan sebutan Kampung Melayu. Sejarawan Universitas Diponegoro Titiek Suliyati mengatakan, hingga abad ke-18, Kampung Melayu merupakan Kampung Multietnis. Walaupun demikian, masing-masing warganya dapat menjalankan kepentingan sosial, keagamaan, dan budayanya secara harmonis, masing-masing etnis bisa hidup berdampingan saling menghormati.