Selasa, 05 Juli 2016




LASEM , KISAH TIONGKOK KECIL DI TANAH JAWA   Kecamatan Lasem di kabupaten Rembang merupakan tempat awal pendaratan orang Cina di tanah Jawa sehingga dijumpai klenteng kuno serta rumah tradisional Tiongkok. Lasem tak bisa dipisahkan dari warung kopi dan oleh - oleh cangkir kopi. Saat pagi hari pergilah ke warung kopi Jinghe di daerah Karangturi, mencicipi kopi hitam sembari menyantap nasi bungkus yang lezat serta aneka gorengan. Rasakan budaya homogen saat menikmati sarapan sembari menyesap kopi panas. Pada siang hari saatnya duduk santai menikmati menu khas pesisir yang menggoda di warung makan Bu Tri pada jalan Raya Timur Alun-alun Lasem. Menu yang khas yakni mangut iwak Pe yang nikmat disantap bersama nasi hangat. Rasakan juga menu lainnya seperti Pindang serani, Asem pedes, Asem –asem ayam, Semur, Opor, Lodeh, Sop dan Pecel. Sungguh daya tarik kuliner khas pesisir yang menggoyang lidah. Jempol deeh meski hanya warung kecil, Warung Makan Bu Tri tidak pernah sepi.
Ingat Lebaran pasti umat muslim ingat lontong opor, ingat Lasem pasti ingat kampung Tuyuhan. Di sinilah lokasi kuliner enak berupa Lontong opor ayam kampung. Kalau saat Lebaran rasa pedas lontong opor didapat dari menu sambal goreng, tetapi rasa pedas lontong Tuyuhan sudah ada di dalam kuah opornya. Lontongnya lembut, dengan kuah sedikit pedas dan daging ayam kampung yang gurih. Sedaap..
Klenteng Cu An Kiong di jalan Dasun merupakan yang terbesar dari tiga klenteng yang berada di kota Lasem. Sebuah klenteng artistik yang dibangun pada abad ke-15 di dinding dalam terdapat mural hitam putih tentang kisah Mitologi Dewa – dewa Taois. Pak Gandor salah seorang pengurus Klenteng Cu An Kiong akan memandu dan bercerita sejarah panjang klenteng ini. Sekitar 200 meter dari klenteng tersebut ada bangunan besar arsitektur Cina kuno yang disebut Lawang Ombo atau Omah Candu. Pada abad ke-19 perdagangan candu marak di pantai utara Jawa, dan Lasem tercatat dalam peta perdagangan candu tersebut. Rumah besar dengan halaman luas dan pintunya lebar sekali sehingga disebut Lawang Ombo. Salah satu ruangan di bangunan ini terhubung dengan terowongan bawah tanah tembus ke pelabuhan lokasi candu diselundupkan. Kawasan perkampungan  Cina kuno masih bisa dilihat dari arsitektur kokoh khas orientalis pada daerah Karangturi dan Babagan.

Batik Lasem serta Cangkir kopi merupakan cindera mata yang wajib hukumnya harusw dibeli saat wisata ke kota Lasem. Salah satu ciri kas warna batik Lasem yakni warna Merah darah ayam atau ‘abang getih pithik’. Produsen batik masih banyak dijumpai di Lasem, kira – kira sebanding jumlah prodesen batik di Jogja maupun Solo. Warna merah ini sangat spesifik karena keberadaan mineral khusus pada air yang mengalir di kota Lasem. Motif batiknya beragam sekali, dapat dikelompokkan dalam motif Lokal dan motif nuansa Tiongkok. Sebut saja motif Sekar jagad, Latohan, Gunung ringgit, Tiga negeri, Es teh serta Pasiran selalu tersedia pada Sentra Batik Karangturi dan Sentra Batik Babagan. Sedangkan cindera mata berupa Camgkir kopi mudah didapatkan di Toko Kuning. Cangkir kopi berukuran kecil dengan motif bunga yang bernuansa lawasan sungguh menarik hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar