SATE KAMBING & SATE MADURA Sate merupakan lauk daging yang ditusuk
dengan bambu yang dibelah kecil dan dibumbui dengan kecap dan rempah bumbu dapur, kemudian dibakar. Penyajiannya
disajikan bersama lalapan kubis, tomat,
lombok dan bawang merah yang diiris tipis kemudian dimasukkan dalam kecap dan ditambahkan taburan merica. Sate dikenal luas pada seluruh pelosok Nusantara dan
kawasan Melanesia. Awalnya sate berupa potongan daging ayam, daging kambing,
daging sapi dan dalam perkembangannya pelaku kuliner melakukan modifikasi
terhadap coklat dan buah yang dirangkai dan ditusuk seperti penampilan sate.
Daging yang diberi bumbu lantas dibakar membuat aroma
harum dan tentunya membuat air liur mengalir. Cukup mudah meracik, mengolah dan
membakar sate. Di setiap kota mudah dijumpai penjual sate dengan ciri khas
masing – masing, di pulau Jawa akan mudah menjumpai penjual sate kambing baik
di warung makan maupun warung PKL Tenda. Sedangkan yang dijajakan keliling
dengan gerobak khas Sampan Madura yakni jualan Sate Ayam. Seekor ayam bisa dibuat menjadi 110 tusuk sate, potongan
daging dan kulit ayam terlalu kecil sehingga ada yang menyebutnya Sate Lalat, Sate Lilit. Sate Madura adalah sate
ayam yang memiliki bumbu khas Madura. Bumbunya adalah campuran kacang yang
ditumbuk halus petis dan sedikit bawang merah. Memanggangnya dengan api dari
batok kelapa yang dihanguskan lebih dulu yang disebut dengan arang batok
kelapa. Rasanya gurih tapi dipantangkan kepada mereka yang berkolesterol tinggi
dan yang mengidap
asam urat akut. Madura selain
terkenal sebagai pulau garam, juga terkenal dengan satenya. Sate Madura sudah terkenal di seluruh
Nusantara, Sate Madura dapat ditemukan hampir di semua daerah dan semua
kota khususnya di pulau Jawa.
di Madura sendiri sate ayam susah
dicari, bayangkan di kota Bangkalan tidak
ada 5 warung penjual sate.
Namun saudara jangan coba – coba mencari sate ini saat berlibur di Madura. Mau tahu ? bayangkan pada
tahun 2015 di kota Bangkalan hanya terdapat dua orang penjual sate ayam
tersebut. Ada pula sate yang khas yakni Sate
Sapi Pak Kempleng dengan rasa cukup manis, bisa dijumpai di kota Semarang
dan Ungaran.
Sejumlah rumah makan sate kambing di Kota Tegal saat liburan akhir pekan selalu ramai
didatangi pengunjung, terlebih yang terletak di jalur pantai utara Jawa ‘Pantura’. Penggemar sate pasti pernah mencicipi sate khas kota Tegal
ini. Tiap tusuk sate berisi daging kambing dengan selingan lemak, hati dan
ginjal. Tekstur kenyal dagingnya jadi makin enak karena disajikan dengan saus
kecap manis. Sate kambing muda menjadi identitas
Sate kambing khas Tegal dan Slawi. Daging kambing muda
pilihan biasanya dipotong dadu sekitar dua sentimeter, ukuran
ini cenderung lebih besar dari ukuran sate umumnya. Kemudian disusun
dalam bambu tusuk dan diselingi dengan lemak, hati dan ginjal. Satenya
dipanggang di atas bara arang kayu atau arang batok kelapa. Dibakar tanpa
kecap bumbu, maka lama pembakaran cukup singkat dan warnanya cenderung pucat. Penggunaan daging kambing muda ini
juga meminimalisir aroma prengus yang khas dari kambing. Bahkan biasanya tiga hari sebelum disembelih, kambing diberi makan daun
sirih agar menghilangkan bau prengus. Usai dibakar, sate kambing Tegal biasanya disajikan dengan
sambal kecap plus irisan cabai rawit, bawang merah dan tomat. Bisa dinikmati
dengan lontong atau nasi, bahkan cocok disajikan dengan gule kambing
yang berkuah santan dan gurih. Karena bahan utamanya kambing muda, membuat sate Tegal dipromosikan dengan nama Sate kambing BALIBUL ‘daging
kambing berusia lima bulan’. Ada
juga Sate kambing BATIBUL
‘daging kambing berusia tiga bulan’’ Julukan ini terkenal di wilayah kota
Tegal dan daerah Slawi.