Jumat, 22 Juli 2016

SATE KAMBING & SATE MADURA



SATE KAMBING & SATE MADURA Sate merupakan  lauk daging yang ditusuk dengan bambu yang dibelah kecil  dan dibumbui dengan kecap dan rempah  bumbu dapur, kemudian dibakar. Penyajiannya disajikan bersama lalapan kubis, tomat, lombok dan bawang merah yang diiris tipis kemudian dimasukkan dalam kecap dan ditambahkan taburan merica. Sate dikenal luas pada seluruh pelosok Nusantara dan kawasan Melanesia. Awalnya sate berupa potongan daging ayam, daging kambing, daging sapi dan dalam perkembangannya pelaku kuliner melakukan modifikasi terhadap coklat dan buah yang dirangkai dan ditusuk seperti penampilan sate.
Daging yang diberi bumbu lantas dibakar membuat aroma harum dan tentunya membuat air liur mengalir. Cukup mudah meracik, mengolah dan membakar sate. Di setiap kota mudah dijumpai penjual sate dengan ciri khas masing – masing, di pulau Jawa akan mudah menjumpai penjual sate kambing baik di warung makan maupun warung PKL Tenda. Sedangkan yang dijajakan keliling dengan gerobak khas Sampan Madura yakni jualan Sate Ayam. Seekor ayam bisa dibuat menjadi 110 tusuk sate, potongan daging dan kulit ayam terlalu kecil sehingga ada yang menyebutnya Sate Lalat, Sate Lilit. Sate Madura  adalah sate ayam yang memiliki bumbu khas Madura. Bumbunya adalah campuran kacang yang ditumbuk halus petis dan sedikit bawang merah. Memanggangnya dengan api dari batok kelapa yang dihanguskan lebih dulu yang disebut dengan arang batok kelapa. Rasanya gurih tapi dipantangkan kepada mereka yang berkolesterol tinggi dan yang mengidap asam urat akut. Madura selain terkenal sebagai pulau garam, juga terkenal dengan satenya. Sate Madura sudah terkenal di seluruh Nusantara, Sate Madura dapat ditemukan hampir di semua daerah dan semua kota khususnya di pulau Jawa. di Madura sendiri sate ayam susah dicari, bayangkan di kota Bangkalan tidak  ada 5 warung penjual sate. Namun saudara jangan coba – coba mencari sate ini saat berlibur di Madura. Mau tahu ? bayangkan pada tahun 2015 di kota Bangkalan hanya terdapat dua orang penjual sate ayam tersebut. Ada pula sate yang khas yakni Sate Sapi Pak Kempleng dengan rasa cukup manis, bisa dijumpai di kota Semarang dan Ungaran.
Sejumlah rumah makan sate kambing di Kota Tegal saat liburan akhir pekan selalu ramai didatangi pengunjung, terlebih yang terletak di jalur pantai utara Jawa  ‘Pantura’.  Penggemar sate pasti pernah mencicipi sate khas kota Tegal ini. Tiap tusuk sate berisi daging kambing dengan selingan lemak, hati dan ginjal. Tekstur kenyal dagingnya jadi makin enak karena disajikan dengan saus kecap manis. Sate kambing muda menjadi identitas Sate kambing khas Tegal dan Slawi. Daging kambing muda pilihan biasanya dipotong dadu sekitar dua sentimeter, ukuran ini cenderung lebih besar dari ukuran sate umumnya. Kemudian disusun dalam bambu tusuk dan diselingi dengan lemak, hati dan ginjal. Satenya dipanggang di atas bara arang kayu atau arang batok kelapa. Dibakar tanpa kecap bumbu, maka lama pembakaran cukup singkat dan warnanya cenderung pucat. Penggunaan daging kambing muda ini juga meminimalisir aroma prengus yang khas dari kambing. Bahkan biasanya tiga hari sebelum disembelih, kambing diberi makan daun sirih agar menghilangkan bau prengus. Usai dibakar, sate kambing Tegal biasanya disajikan dengan sambal kecap plus irisan cabai rawit, bawang merah dan tomat. Bisa dinikmati dengan lontong atau nasi, bahkan cocok disajikan dengan gule kambing yang berkuah santan dan gurih. Karena bahan utamanya kambing muda, membuat sate Tegal dipromosikan dengan nama Sate kambing BALIBULdaging kambing berusia lima bulan. Ada juga Sate kambing BATIBUL daging kambing berusia tiga bulan’’ Julukan ini terkenal di wilayah kota Tegal dan daerah Slawi.


Senin, 11 Juli 2016

BANDUNG, PARIS VAN JAVA


BANDUNG, PARIS VAN JAVA    Berbicara tentang kota Bandung tentu langsung berarti berbicara tentang keindahan. Udara yang sejuk, eneng geulis ‘gadis Sunda’ yang tampil menarik, seniman yang kreatif dan yang kian tersohor yakni TAMAN KOTA YANG INDAH. Indah ya sungguh indah taman – taman kota yang asyiiik untuk ber-swa foto ria. Kota yang berada di dataran tinggi ini memiliki ketinggian sekitar 750 meter dpl ‘dari permukaan laut’. Tak dapat dipungkiri wisatawan Jawa Barat, Jakarta, luar Jawa bahkan manca negara pasti memadati ibukota Jawa Barat ini setiap hari sabtu dan minggu; artinya macet dimana – mana.. < blog tentang semarang, jawa, madura berisi batik, sarung, kretek, wisata, kuliner, masjid, gereja, klenteng, candi, festival, budaya dan  tokoh masyarakat >
Inilah destinasi wisata keluarga saat berkunjung ke kota Bandung. Saung angklung mang Udjo, Trans Studio Bandung, Dusun bambu Leissure Park, Kampung Gajah, Floating market Lembang serta Farm House. Jika kaum remaja beranjak ke Factory outlet, Jeans spot maka saatnya para anak – anak diajak oleh orang tuanya menuju area Wisata Keluarga. Saung angklung Mang Udjo, inilah destinasi budaya paling favorit di kota Bandung. Kita bisa menikmati orkestra anak didik Mang Udjo serta keluarga bisa belajar memainkan angklung tersebut. Para pengunjung akan mendapat pinjaman anngklung dari petugas Saung Angklung. Lantas para instruktur akan membimbing dan mengajarkan cara memainkan angklung pada pengunjung. Ternyata cukup mudah bermain angklung, anak – anak juga tidak kesulitan memmainkan alat musik bambu tradisional asal Sunda ini.
Dusun bambu Leissure Park di Lembang adalah kawasan berhawa sejuk pegunungan nan alami. Suasana asri dan sejuk akan menyambut para wisatawan tua muda. Pengunjung bisa melakukan berbagai aktifitas luar ruangan seperti bersepeda, jalan – jalan ataupun berkemah. Kawasan Dusun Bambu ini tergolong lengkap mulai dari pasar tradisional, gerai kuliner dan menginap di vila nan asri. Tatanan kawasan ini yang apik menawan dijamin para wisatawan merasa betah tinggal lama singgah di sini. Floating market Lembang, seperti namanya daya tarik Floating market yakni pasar yang terapung. Para pedagang menawarkan berbagai jenis kuliner seperti Rujak, Cireng, Es ketan durian serta minuman Bandrek yang hangat. Aktifitas seru bagi anak – anak juga banyak tersedia mulai flying fox, bermain becak – becakan, mengayuh sepeda air dan membuat keramik.

Trans Studio Bandung lokasinya berada pada sebuah pusat perbelanjaan di jalan Gatot Subroto. Saat ini harga tiket masuk cukup mahal namun sepadan dengan tawaran berbagai wahana permainan di indoor theme park salah satu terbesar di Indonesia. Wahana rekreasi ini cukup strategis  yakni satu area dengan pusat perbelanjaan dan hotel berbintang. Mudah berbelanja dan mencari lokasi menginap, semua tersedia pada satu lokasi. Kampung Gajah, destinasi yang berada di jalan Sersan Bajuri ini menawarkan pilihan wisata yang menarik. Mulai menaiki kuda, berkendara dengan Mini Buggy, meluncur di medan berkecepatan tinggi Tubby serta tentu saja Water park bermain riak – riak air. Farm House, memasuki area Farm House serasa kita dibawa amsuk ke negera lain. Bayangkan menjumpai berbagai banguna khas Eropa yang menarik dijadikan lokasi foto.  Juga menjumpai desa Hobbit yang mirip dengan Hobbiton di Selandia Baru. Pilihan menarik bagi yang suka fotogenik dan ber-foto ria...  ...the past is history, the future is mistery, but today is gift – that’s why they call it “the present”

HALO - HALO BANDUNG, JAYALAH MAHASISWA



HALO - HALO BANDUNG, JAYALAH MAHASISWA    Lagu mampu memacu semangat para pendengarnya, bahkan seseorang yang menyanyikannya. Aura, rasa gembira dan semangat akan mampu membawa lingkungannya kepada arah yang membangun positif. Dapat dipastikan dalam setahun ada ratusan gema lagu ‘halo-halo Bandung’ yang berkumandang di kota dan pelosok Bandung sungguh passion yang membahana....
            Pada tanggal 3 juli ini mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dari Bandung mengukir sejarah dengan menjuarai Shell Eco Marathon – Driver World Championship ‘SEM DWC’ di Inggris. Mobil listrik Turangga Chetta EV3 mengungguli ratusan tim lainnya dari Asia, Amerika dan Eropa. Sungguh suatu lomba dengan kualifikasi tinggi dan pasti bergengsi. Lomba kecepatan di lintasan Queen Elizabeth OlympicPark, di Strattford, Inggris menjadi saksi sejarah bahwa mobil Turangga Chetta EV3 menjadi mobil yang pertama tiba di garis akhir. Ramdani (22) sang driver langsung disambut tujuh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bersama Sriyono (47) sang Dosen Pendamping. Semuanya histeris, haru dan bangga. Mereka saling berangkulan tangan, menundukkan kepala berkeliling dan berdoa syukur. Segera mereka menyanyikan lagu “Indonesia Raya” di tengah-tengah lintasan.
            Inilah lomba teknik otomotif yang sungguh bersifat marathon. Tim Bumi Siliwanngi yang ikut lomba ini sejak tahun 2012 harus lolos seleksi nasional selanjutnya mengikuti lomba tingkat Asia / Amerika / Eropa. Pada bulan maret 2016 mobil listrik Turangga Chetta EV3 menduduki peringkat kedua dalam lomba mobil hemat energi di Shell Eco Marathon ( SEM ) Asia di Manila. Inilah lomba mobil teririt dengan jarak tempuh paling jauh tingkat Asia. Sekitar seratus hari kemudian diadakan Lomba tingkat Dunia mencari mobil paling irit yang mampu paling cepat sampai di garis akhir. Spesifikasi rem diganti menggunakan rem sepeda motor dan latihan di jalan datar serta tanjakan merupakan persiapan rutin menjelang lomba tingkat dunia tersebut. Bahkan Panitia memberi syarat mobil harus berhenti dalam jarak 20 meter sejak pertama kali direm dalam kecepatan 50 kilometer per jam. Badan mobil yang penyok menunjukkan mobil Turangga Chetta EV3 harus berkali-kali uji coba sampai berhasil memenuhi syarat lolos Uji Rem.

            Indonesia mengirim tiga tim, Tim UPI bersama Tim Universitas Indonesia ( UI ) dan Tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ). Kedua tim ini bahkan sudah mengikuti lomba SEM DWC sejak tahun 2010. Mobil Sapuangin 10 dari Tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengikuti lomba mobil irit berbahan bakar solar dan menjadi Juara Pertama pada SEM Asia di Manila. Sedangkan mobil Sadewa dari Tim Universitas Indonesia mengikuti lomba mobil irit berbahan bensin dan menjadi Juara Pertama pada SEM Asia di Manila. Namun sayang mobil Sapuangin 10 dan mobil Sadewa tidak lolos dalam inspeksi teknis. Sudah saatnya mahasiswa Jakarta dan Surabaya menyanyikan lagu “Maju tak gentar” sebagaimana warga Bandung yang selama ini gemar dan penuh semangat menyanyikan lagu “Halo-halo Bandung”....  ...the past is history, the future is mistery, but today is gift – that’s why they call it “the present”

Selasa, 05 Juli 2016




LASEM , KISAH TIONGKOK KECIL DI TANAH JAWA   Kecamatan Lasem di kabupaten Rembang merupakan tempat awal pendaratan orang Cina di tanah Jawa sehingga dijumpai klenteng kuno serta rumah tradisional Tiongkok. Lasem tak bisa dipisahkan dari warung kopi dan oleh - oleh cangkir kopi. Saat pagi hari pergilah ke warung kopi Jinghe di daerah Karangturi, mencicipi kopi hitam sembari menyantap nasi bungkus yang lezat serta aneka gorengan. Rasakan budaya homogen saat menikmati sarapan sembari menyesap kopi panas. Pada siang hari saatnya duduk santai menikmati menu khas pesisir yang menggoda di warung makan Bu Tri pada jalan Raya Timur Alun-alun Lasem. Menu yang khas yakni mangut iwak Pe yang nikmat disantap bersama nasi hangat. Rasakan juga menu lainnya seperti Pindang serani, Asem pedes, Asem –asem ayam, Semur, Opor, Lodeh, Sop dan Pecel. Sungguh daya tarik kuliner khas pesisir yang menggoyang lidah. Jempol deeh meski hanya warung kecil, Warung Makan Bu Tri tidak pernah sepi.
Ingat Lebaran pasti umat muslim ingat lontong opor, ingat Lasem pasti ingat kampung Tuyuhan. Di sinilah lokasi kuliner enak berupa Lontong opor ayam kampung. Kalau saat Lebaran rasa pedas lontong opor didapat dari menu sambal goreng, tetapi rasa pedas lontong Tuyuhan sudah ada di dalam kuah opornya. Lontongnya lembut, dengan kuah sedikit pedas dan daging ayam kampung yang gurih. Sedaap..
Klenteng Cu An Kiong di jalan Dasun merupakan yang terbesar dari tiga klenteng yang berada di kota Lasem. Sebuah klenteng artistik yang dibangun pada abad ke-15 di dinding dalam terdapat mural hitam putih tentang kisah Mitologi Dewa – dewa Taois. Pak Gandor salah seorang pengurus Klenteng Cu An Kiong akan memandu dan bercerita sejarah panjang klenteng ini. Sekitar 200 meter dari klenteng tersebut ada bangunan besar arsitektur Cina kuno yang disebut Lawang Ombo atau Omah Candu. Pada abad ke-19 perdagangan candu marak di pantai utara Jawa, dan Lasem tercatat dalam peta perdagangan candu tersebut. Rumah besar dengan halaman luas dan pintunya lebar sekali sehingga disebut Lawang Ombo. Salah satu ruangan di bangunan ini terhubung dengan terowongan bawah tanah tembus ke pelabuhan lokasi candu diselundupkan. Kawasan perkampungan  Cina kuno masih bisa dilihat dari arsitektur kokoh khas orientalis pada daerah Karangturi dan Babagan.

Batik Lasem serta Cangkir kopi merupakan cindera mata yang wajib hukumnya harusw dibeli saat wisata ke kota Lasem. Salah satu ciri kas warna batik Lasem yakni warna Merah darah ayam atau ‘abang getih pithik’. Produsen batik masih banyak dijumpai di Lasem, kira – kira sebanding jumlah prodesen batik di Jogja maupun Solo. Warna merah ini sangat spesifik karena keberadaan mineral khusus pada air yang mengalir di kota Lasem. Motif batiknya beragam sekali, dapat dikelompokkan dalam motif Lokal dan motif nuansa Tiongkok. Sebut saja motif Sekar jagad, Latohan, Gunung ringgit, Tiga negeri, Es teh serta Pasiran selalu tersedia pada Sentra Batik Karangturi dan Sentra Batik Babagan. Sedangkan cindera mata berupa Camgkir kopi mudah didapatkan di Toko Kuning. Cangkir kopi berukuran kecil dengan motif bunga yang bernuansa lawasan sungguh menarik hati.

Minggu, 03 Juli 2016



APAKAH SARUNG BUDAYA LOKAL ?    Sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar dari sarung yang berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan. Dalam pengertian busana internasional, sarung  berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah). Kain sarung dibuat dari bermacam-macam bahan katun, poliester, atau sutera. Penggunaan sarung sangat luas, untuk santai di rumah hingga pada penggunaan resmi seperti ibadah atau upacara perkawinan. Pada umumnya penggunaan kain sarung pada acara resmi terkait baju daerah tertentu
Menurut catatan sejarah, sarung awalnya digunakan suku badui yang tinggal di Yaman. Sarung di Yaman dikenal dengan nama FUTAH, IZAAR. Sarung dari Yaman itu berasal dari kain putih yang dicelupkan ke dalam neel yaitu bahan pewarna yang berwarna hitam. Penggunaan sarung telah meluas, tak hanya di Semenanjung Arab, namun juga mencapai Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika, hingga Amerika dan Eropa. Sarung pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke 14, dibawa oleh para saudagar Arab dan Gujarat. Dalam perkembangan berikutnya, sarung di Indonesia identik dengan kebudayaan Islam. Sarung menjadi salah satu pakaian kehormatan dan menunjukkan nilai kesopanan yang tinggi. Oleh karena itu, sarung sering dikenakan untuk sholat di masjid. Laki-laki mengenakan atasan Baju koko dan bawahan Sarung untuk sholat, begitu pula wanita mengenakan atasan Mukena dan bawahan Sarung untuk sholat.
Daerah penghasil sarung seperti Gresik, Pekalongan, Samarinda, Makasar, Bali dan Majalaya Bandung merupakan cikal bakal pabrik sarung merk Wadimor, Atlas dan Gajah Duduk.. Pada mulanya warga di daerah tersebut membuat kain sarung hanya untuk mengisi waktu luang saja dan hanya untuk kebutuhan sehari – hari keluarga mereka. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh para gadis dan kaum ibu karena kaum hawa ini pada umumnya tinggal di rumah saja menunggu suami mereka yang sedang bekerja di luar. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman hasil karya para pengrajin ini banyak digemari tidak hanya oleh penduduk lokal, tetapi juga digemari oleh kalangan luar. Mereka datang dan minta dibuatkan kain sarung tenun sesuai dengan motif yang dikehendaki. 
Sarung untuk pakaian daerah dapat pula dibuat dari bahan tenun ikat, songket, serta tapis. Masing-masing jenis bahan sarung tersebut berasal dari daerah yang berbeda di Indonesia. Sarung dari NTT, NTB, Sulawesi, dan Bali menggunakan bahan yang terbuat dari tenun, sedangkan songket, sangat identik dengan ciri khas adat Minangkabau dan Palembang. Sementara tapis adalah kain khas yang berasal dari Lampung.
Sarung yang terbuat dari tenun menggunakan motif yang sederhana, cenderung lebih bermain warna, Motif kain sarung yang umum adalah kotak – kotak/ garis-garis yang saling melintang.. Sedangkan tapis dan songket, sekilas akan terlihat sama. Motif TAPIS memiliki unsur alam seperti flora dan fauna, sedangkan motif SONGKET terlihat lebih meriah dengan motif yang mengisi seluruh isi bahan. Persamaan keduanya adalah terbuat dari benang emas dan perak.
Daerah Majalaya Kabupaten Bandung sejak dahulu tempat ini terkenal sebagai pusat daerah industri tekstil dari mulai kain mentahan, handuk, industri baju, pemintalan benang, sampai kain sarung. Berbeda dengan jenis tekstil yang lainnya, grosir kain sarung tenun di tempat ini umumnya digeluti oleh penduduk lokal secara turun – temurun. Kebanyakan para pemilik pabrik sarung tenun ini mewarisi usahanya dari generasi sebelumnya. Para “ haji “ pemilik pabrik ini lebih memilih bermain di sarung tenun dari pada sarung printing. Karena untuk jenis sarung printing biasanya proses produksinya tidak cukup di satu tempat dan melalui beberapa tahapan. Mereka mengirimkan kain sarung mentahan yang licin ke pabrik – pabrik printing yang lebih besar untuk di cetak atau di printing. Setelah proses printing selesai, pabrik – pabrik tadi mengirimkan kembali hasil cetakannya ke para grosir tadi untuk diolah menjadi sarung satuan ( dipotong, dijahit, dikasih cap / merk / branding, dikemas ).
Seiring dengan perkembangan jaman dan bermunculannya Alat Tenun Mesin ( ATM ) yang lebih canggih seperti merk Wadimor, Atlasdan Gajah Duduk, tidak jarang beberapa pabrik sarung yang kalah bersaing mengurangi jumlah produksi mereka karena kurangnya permintaan pasokan sarung. Kadang sebuah pabrik hanya beroperasi 3 hari dalam 1 minggu karena stok sarung mereka menumpuk di gudang dan sulit untuk dijual. Melihat fenomena ini beberapa grosir sarung dan konveksi di daerah ini cepat tanggap dalam mengantisipasinya. Kain hasil dari pabrik sarung di daerah ini telah dijual ke  Pekalongan, Bali, Surabaya, Grosir Tanah Abang, Pasar Baru Bandung, Makasar, Medan, Palembang serta di ekspor ke Malaysia, Brunai, dan Singapura

<blog tentang kota, desa, pantai, jawa berisi batik, sarung, kretek, wisata, kuliner, masjid, gereja, candi, agama, festival, budaya, warga terpandang>